Sabtu, 30 Maret 2013

Tugas IBD Minggu Ke-1

HTML Online Editor Sample
ILMU BUDAYA DASAR

Nama  : Nur Ali Akbar
Tugas  : Ilmu Budaya Dasar M-1
NPM   :1A111017
Kelas   : 4 KA 33
A.      Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu MKDU
1.1    Pengertian, Tujuan, Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Pengetajuan SosialIlmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai mata kuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan mata kuliah lain di Perguruan Tinggi.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negera sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:
a. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki intergritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan scbagai sarjana Indonesia.
b.  Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
c.   Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalah kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
d.  Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bcrmasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas-nya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
1.1.1    Pengertian IBD
Pada dasarnya, ilmu budaya dasar secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kebudayaan. Ilmu budaya dasar berasal dari kata “The Humanities” (bahasa Inggris), dalam bahasa latin, humanus berarti manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Ilmu budaya juga termasuk dalam tiga kelompok besar ilmu pengetahuan;
1. Ilmu alamiah (natural science): bertujuan untk mengetahui keteraturan-keteraturan yang ada di alam.
2. Ilmu sosial (social science): bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
3. Pengetahunan budaya (the humanities): bertujuan untuk memahami dan mencari kenyataan yang bersifat manusiawi.
Menurut E.B. Taylor (1958 : 1), menyatakan bahwa “kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain dan juga kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1980), kata “Kebudayaan” berasal dari kata sanskerta Budhayah, yaitu bentuk jamak dari dari Budhi yang berarti “Budi” atau “akal”.
Menurut R. Linton(1998 : 8,9) menyatakan bahwa “kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu”
Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja.
1.1.2    Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. (M.Habib Musthopo : 17)
Acapkali dikonstatir bahwa dalam masyarakat yang bergabung semakin cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mengalami pergeseran nilai-nilai yang mungkin sekali dapat membuatnya masabodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apasaja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung ilmu budaya dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berikut ini merupakan tujuan mempelajari IBD :
1. Menjembatani para akademis kita agar mampu berkomunikasi satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademis diharapkan dapat lebih lancar dalam hal berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini baik, komunikasi selanjutnya akan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai keahlian. Meskipun spesialisasi sangat penting, namun spesialisasi ya   ng terlalu sempit akan membuat dunia seorang sarjana menjadi terlalu sempit.
2. Memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Agar mahasiswa memiliki wawasan budaya yang luas, sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Dan timbul niat untuk melestarikan budaya-budaya Indonesia lebih dalam lagi.
Dari beberapa tujuan yang telah diterangkan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu budaya dasar berguna untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.
1.2    Ruang Lingkup IBD
Dari  kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a) Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pe­ngetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keah­lian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
b) Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :[2]
1. Manusia dan cinta kasih
a. Kasih sayang
b. Kemesraan
c. Pemujaan
2. Manusia dan Keindahan
a. Renungan
b. Kehalusan
c. kesarasian
3. Manusia dan Penderitaan
a.    rasa sakit
b.    kesyahidan
c.    siksaan
d.   kesengsaraan
e.    neraka
4. Manusia dan Keadilan
a.   kejujuran
b.   pemulihan nama baik
c.   pembalasan
5. Manusia dan Pandangan hidup
a.   cita-cita
b.   kebajikan
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
a.   kesadaran
b.   pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan
a.   keterasingan
b.   kesepian
c.   ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
a.   kepercayaan
b.   harapan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut diatas, nampak sekali bahwa orientasi ilmu budaya dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayaannya Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut diatas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the Humanities).
B.       Pentingnya Wawasan Budaya Bagi Mahasisiwa
Bangsa Indonesia yang lahir dari keanekaragaman suku, agama, budaya, bahasa, dan daerah asal yang tersebar luas dalam ribuan pulau perlu menyepakati suatu cara hidup bersama dalam kebhinekaan sebagai warga negara suatu bangsa. Salah satu cara hidup bersama itu ialah cara pandang tentang diri dan lingkungan dalam mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan nasional. Cara pandang yang dimaksud bagi bangsa Indonesia ialah Wawasan yang mengacu pada kondisi dan konstelasi geografi, sosial budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan lingkungan. Dengan demikian, konsepsi yang terkandung di dalamnya merupakan simpulan dari pengalaman masa lalu dan lingkungannya yang relevan saat ini serta valid di masa datang, sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan interaksi antar komponen bangsa dan bahkan dunia dalam hidup bersama dan berdampingan yang damai dan saling bermanfaat.
Kini semangat kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang merupakan motivasi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin memudar tidak lagi terpancar dalam perilaku kehidupan bangsa sehingga keengganan membela dan mempertahankan bangsa dari berbagai kemungkinan ancaman tidak lagi menjadi tanggug jawab bersama seluruh komponen bangsa. Ditambah lagi paham komunis yang dulunya merupakan bahaya latent yang harus tetap kita waspadai, kini masyarakat sudah kurang peka bahkan cenderung tidak memperdulikan lagi, sehingga mereka bebas mengekspresikan keberadaanya serta terbuka  untuk masuk keberbagai lini melalui partai-partai yang ada saat ini dan sungguh sangat memprihatin-kan kita.
Dibidang sosial budaya mengalami kemerosotan yang tajam, disebabkan oleh derasnya kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi elektronik yang menembus sampai ke pelosok desa tanpa ada penangkal atau batas. Hal tersebut dapat merusak akhlak dan moral masyarakat khususnya moral generasi muda. Nilai-nilai budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam Pancasila semakin ditinggalkan, kecenderungan mengadopsi budaya asing mewarnai seluruh sendi kehidupan berbangsa. Kondisi tersebut lambat laun menjadikan masyarakat kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang  memiliki budaya Adi Luhung yaitu budaya yang mempunyai nilai-nilai tinggi untuk mempersatukan bangsa yang kita kagumi ini.
Dengan mempelajari IBD diharapkan agar mahasiswa dapat memiliki wawasan yang luas, diantaranya menjadikan mahasiswa peka terhadap ligkungan budaya, agar dengan mudahnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkuannya, terutama di lingkungan profesi mereka nanti. Kemudian mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar lebih mampu berdialog satu sama lain. Ketika mereka memiliki bekal yang sama, otomatis lebih mudah dalam berkomunikasi. Jika berkomunikasi dengan baik, maka akan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang keahlian. Meski spesialisasi sangat penting, tetapi jika spesialisasi yang kita miliki terlalu sempit, akan membuat dunia seorang mahasiswa menjadi sempit. Proses moderenisasi membutuhkan orang yang berpandangan luas, maka dari itu mahasiswa atau sarjana yang seperti demikian tidak dapat dimanfaatkan secara penuh. Selain itu juga diharapkan mahasiswa dapat menanamkan keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang benar dan dapat menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Terkadang kita dihadapkan pada pilihan-pilahan yang kerap kali membingungkan kita. Kita sebagai individu harus menanamkan peran ilmu budaya dasar dihati kecil kita. Ini sangat penting untuk memudahkan kita mengabil keputusan. Dalam kehidupan bermasyarakat, jika kita memiliki dasar yang kuat tentang tata cara dan sikap kita dalam bermasyarakat, maka kita akan lebih mudah membawa diri kita kedalam masyarakat. Sedangkan ilmu budaya dasar dalam kehidupan keluarga, dapat mempengaruhi sikap kita kepada tiap anggota keluarga, bagaimana caranya agar kita tidak mengecewakan setiap anggota keluarga kita, terutama orangtua kita.
C.      Harapan dan Target dari Belajar IBD
Harapan saya dari belajar Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah menambah kepekaan diri saya terhadap lingkungan budaya, sehingga saya dapat lebih mudah menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi saya di masa depan. Dengan belajar IBD saya dapat memperluas pandangan saya tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta dapat mengembangkan daya kritis saya terhadap persoalan-persoalan yang akan saya hadapi, Selaibn itu saya berharap agar dapat terjun langsung ke masyarakat guna melestarikan budaya Indonesia yang hampir hilang di telan waktu seperti gotong royong.
Gambar 1. Gotong Royong
Budaya ini sudah sangat sulit ditemukan khususnya di kota-kota besar seperti di Jakarta, yang mayoritas penduduknya hanya mementingkan ego masing-masing, sehingga kita dapat melihat dengan jelas kesenjangan yang ada pada masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Lain halnya dengan yang tinggal di desa, dengan tetap menggunakan budaya ini mereka hidup tentram dan saling percaya, tidak ada yang saling menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat.
Untuk dapat mencapai harapan saya di atas, ada beberapa langkah yang harus saya lakukan, diantaranya yaitu :
1.        Memperdalam wawasan tentang budaya dan tingkah laku atau pola pikir tiap individu dengan terjun langsung ke masyarakat. Seperti mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekitar rumah, dll.
2.        Mempelajari serta melestarikan budaya Indonesia baik yang masih eksis maupun yang hampir hilang. Agar budaya Indonesia tetap menjadi budaya kebanggan Negeri dan tidak di klaim oleh negara lain.
Sumber :
1 E.B. Tylor. The Origin Of Culture

Tidak ada komentar:

Posting Komentar