Sabtu, 30 Maret 2013

Tugas IBD Minggu Ke-4

HTML Online Editor Sample

Nama  : Nur Ali Akbar

Tugas  : Ilmu Budaya Dasar M-1

NPM   :1A111017

Kelas   : 4 KA 33

4. Perubahan Kebudayaan & Peradaban (Studi Kasus “Budaya Facebook”)

Kebudayaan hakekatnya adalah hasil dari pemikiran manusia. Culture atau budaya menurut McIver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusasteraan, agama, rekreasi, dan hiburan, dan yang memenuhi kebutuhan hidup manusia. (dikutip dalam Soekanto, 2002:304). Sebagai sebuah panduan bagi sekelompok masyarakat untuk bertindak dan berperilaku, budaya mewujud, dipelajari dan diaplikasikan salah satunya melalui media komunikasi. Orang tua yang merawat dan membesarkan anaknya melakukan transmisi  budaya  melalui  komunikasi  interpersonal.  Kemudian,  semakin  kompleks sebuah masyarakat semakin kompleks pula perilaku komunikasi yang dijalankan.

Budaya dalam kamus besar bahasa Indonesia mencakup pikiran; akal budi. Akal budi dan pikiran sejatinya karya atau ciptaan manusia yang bermasyarakat, sehingga terbentuk peradaban. Dengan demikian, budaya erat kaitannya dengan masyarakat dan adat istiadat dari generasi ke generasi. Budaya tidak hanya kesenian atau hal-hal yang berkaitan dengan intelektual, namun mencakup seluruh pola kehidupan tatanan masyarakat. Derasnya arus globalisasi telah mengubah cara kita dalam berbudaya. Pelan namun pasti budaya barat dengan paham kapitalisme bukan saja mengubah tatanan sosial yang ada, namun mempengaruhi perilaku, gaya hidup, dan pola pikir masyarakat kita. Budaya ini menumbuh-kembangkan konsumerisme dan hedonisme di segala lapisan masyarakat, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Budaya yang telah ada lebih dulu yang merupakan identitas makin memudar, bahkan menghilang. Budaya tersebut kita kenal dengan istilah budaya populer (pop-culture).

Dominic Strinati mengutip pendapat L Gamman dan M Marshment dalam tulisan keduanya berjudul The Female Gaze: Women as Viewer of Popular Culture (1988), mendefinisikan budaya pop sebagai “lokasi pertarungan, di mana banyak dari makna ini (pertarungan kekuasaan atas makna yang terbentuk dan beredar di masyarakat) ditentukan dan diperdebatkan. Tidak cukup untuk mengecilkan budaya pop sebagai hanya melayani sistem pelengkap bagi kapitalisme dan patriarkhi, membiarkan kesadaran palsu membius masyarakat. (Budaya pop) juga bisa dilihat sebagai lokasi di mana makna-makna dipertandingkan dan ideologi yang dominan bisa saja diusik. Antara pasar dan berbagai ideologi, antara pemodal dan produser, antara sutradara dan aktor, antara penerbit dan penulis, antara kapitalis dan kaum pekerja, antara perempuan dan laki-laki, kelompok heteroseksual dan homoseksual, kelompok kulit hitam dan putih, tua dan muda, antara apa makna segala sesuatunya, dan bagaimana artinya, merupakan pertarungan atas kontrol (terhadap makna) yang berlangsung terus-menerus”.

 

Sedangkan dalam Ensiklopedia Encarta, budaya pop diartikan sebagai “values that come from advertising, the entertainment industry, the media, and icons of style and are targeted to the ordinary people in society”. (Encarta reference library, 2004). Budaya pop adalah nilai-nilai yang berasal dari industri iklan, industri hiburan, media dan simbol mode yang ditujukan pada masyarakat awam. Budaya pop mengkhaskan wujudnya dalam sebuah kondisi kepraktisan, pragmatisme, dan keinstanan. Sebuah budaya yang digerakkan oleh kepentingan pasar. Budaya pop secara jelas memiliki dua karakter. Pertama, bersifat instant, memberikan pemuasan sesaat, pasif dan cenderung dangkal. Maka tak jarang budaya ini, dipenuhi oleh intrik seksualitas dan konsumerisme. Kedua, budaya ini juga bersifat massa, sehingga penyebarannya di tengah masyarakat sedemikian cepat.

Facebook merupakan salah satu social network yang ada di internet. dengan facebook kita bisa tau kegiatan teman kita dengan dia mengupdate statusnya dan bisa berkomentar dengan apa yang mereka kerjakan. Selain itu facebook pun menyediakan taging foto yang bisa mengetahui siapa saja yang ada di dalam foto kemudian setelah di taging. foto yang di upload teman kita bisa masuk ke album foto kita. Belum lagi aplikasi aplikasi tambahan seperti game , quiz, dan lain-lain yang bisa kita gunkanan untuk mengisi waktu luang setelah itu fitur group dan calender serta fasilitas invite dalam mengadakan suatu acara.

Facebook telah merambah dalam gaya hidup seorang individu. Bukan saja anak muda, tapi orang tua pun berlomba-lomba membuat akun Facebook agar tak dikatakan ketinggalan jaman. Facebook yang tidak jauh berbeda dengan Friendster adalah sebuah situs jejaring perkawanan (social networking) di dunia maya yang berfungsi sebagai media komunikasi, ekspresi personal, dan media mencari teman baru ataupun lama. Facebook memang menawarkan hampir semua jasa yang disediakan berbagai situs. Facebook dapat digunakan untuk menjalin pertemanan, bergabung ke grup atau komunitas sosial, mengirim surat elektronik, chatting, bermain online game, serta meng-upload video dan foto.

Facebook yang diluncurkan 4 Februari 2004 oleh Zuckerberg di AS, layaknya kacang goreng kini semakin meroket jumlah pengaksesnya. Di Indonesia sendiri, menurut AllFacebook.com, saat ini telah tercatat lebih dari 1,5 juta orang yang terdaftar dalam akun Facebook. Bahkan, Facebook telah berada di rangking kelima sebagai situs yang paling banyak diakses di Indonesia. Tak heran, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan Facebook tercepat. Bahkan, Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum mulai tahun 2006 ini.

Lantas bagaimanakah dengan keberadaan Facebook yang saat ini manjadi ikon anak muda buat media ekspresi yang paling canggih sekaligus fenomenal? Facebook jelas produk bentukan kapitalis yang digerakan oleh kepentingan pasar. Facebook adalah bentuk homogenitas budaya pop (popular culture). Kehadiran Facebook yang seharusnya disikapi sebagai sebuah perkembangan tekhnologi informasi justru jatuh pada tataran pragmatisme massal dimana Facebook hanya dilihat sebagai sebuah aksen penjelas akan makna gaul dan eksistensi seorang individu. “gak gaul loe kalo gak punya facebook…!!!”. Gaul hanya dimaknai sempit ketika seseorang mempunyai account di Facebook selebihnya tidak. Jelas ini adalah sebuah proses pereduksian dan pendangkalan akan makna-makna luhur kehidupan. Individu merasa keberadaannya tidak diakui jika tidak memiliki account di Facebook. Dirinya hanyalah dihargai sebatas kepemilikan account di Facebook itu. Tanpa memilikinya ia merasa dirinya mati. Bila pendangkalan ini terus dipelihara dan dibudidayakan, makna dan penghargaan terhadap insan manusia semakin jatuh. Hasilnya adalah tidak adanya bentuk-bentuk penghargaan terhadap manusia sebagai insan. Ini pun dapat menjadi indikasi kehancuran sebuah kebudayaan.

Sedemikian seriuskah? Memang terkesan remeh dan kita sebagai seorang individu bisa mengelak bahwa Facebook adalah bentuk adaptasi demi mengikuti perkembangan zaman. Namun apakah kita sadar kalau seharusnya Facebook sudah masuk pada tataran rasionalisasi?. Tampaknya budaya global dari efek media sudah benar-benar pada tahap syndrome hyperreality. Lihat saja sebuah pemanfaatan yang sia-sia akan kecanggihan teknologi informasi jika Facebook hanya dimaknai sebagai arena curhat, arena pembohongan publik, atau sekedar arena gagah-gagahan (narcis) seorang individu layaknya memakai t-shirt bergambar Che Guevara tanpa pernah tahu bagaimana perjuangannya, menggunakan atribut Palestina tanpa pernah tahu betapa berartinya bertahan hidup di Gaza sana. Kita tidak sadar kalau kita sebagai individu digiring pada wilayah instant yang malah semakin mendegradasikan kehidupan kita bila kita tidak memaknai penuh bijak kehadiran Facebook ini. Kita telah menjadi sasaran konsumerisme dan konsumtivisme budaya pop.

Resistensi yang dapat kita lakukan terhadap kultur singularitas peradaban yang ditampilkan dalam aksen “Facebook” dapat dilakukan dengan proses internalisasi. Hal ini dikarenakan homogenitas budaya pop itu mengarah pada pendangkalan, solusi yang harus dilakukan adalah pendalaman. Internalisasi merupakan suatu proses memaknai kembali secara mendalam makna-makna hidup. Makna hidup yang tadinya dihargai secara dangkal, kali ini digali dan diselami. Selain itu perkembangan Facebook harus diikuti dengan pengembangan budaya literasi sehingga Facebook tidak berhenti sebagai sebuah gejala temporer semata.

Sumber :

L Gamman dan M Marshment. The Female Gaze: Women as Viewer of Popular Culture (1988)

AllFacebook.com

Tugas IBD Minggu Ke-3

HTML Online Editor Sample

Nama  : Nur Ali Akbar

Tugas  : Ilmu Budaya Dasar M-1

NPM   :1A111017

Kelas   : 4 KA 33

 

3. KEBUDAYAAN INDONESIA

3.1 Kebudayaan (Tinjauan dan Defisi)

Budaya dan kebudayaan adalah berasal dari kata yang sama namun memiliki arti yang relatif berbeda. Budaya adalah sebuah kata dasar. Sedangkan Kebudayaan adalah kata budaya yang mendapat imbuhan ke dan an. Budaya berasal dari kata sansekerta buddayah yang nerupakan bentuk jamak dari kata budhi yang artinya akal. Budaya artinya mempunyai pikiran dan akal budi. Kebudayaan adalah hasil dari kegiatan, pengetahuan dan penciptaan akal budi manusia sebagai makhluk individu dan sosial yag digunakan bagi kesejahteraan hidupnya.

Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar. Cipta, rasa dan karsa adalah faktor yang menghasilkan kebudayaan. Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia mengembangkan rasa indah yang mampu menghasilkan karya-karya seni atau kesenian. Dan karsa adalah sebuah kehendak manusia terhadap kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan.

Unsur-unsur Kebudayaan :

1. Unsur peralatan dan erlengkapan hidup, seperti : rumah, pakaian, kendaraan, dll

2. Unsur mata pencaharian / sistem ekonomi, seperti pegawai, petani, buruh, dll

3. Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan, dll

4. Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi

5. Unsur Kesenian, seperti seni tari, seni musik, seni rupa, dll

6. Unsur Ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti: pengetahuan alam, perbintangan, pertambangan, komputer, dll

7. Unsur agama dan kepercayaan

 

3.2 Ragam Kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Indonesia bisa diartikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional indonesia,yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruj ragam suku-suku di Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam,namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa,kebudayaan India dan kebudayaan Arab.

Berikut kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
A. Nama-nama Alat Musik Daerah

1 Alosu : Berupa kotak anyaman daun kelapa, didalamnya berisi biji-biji - Dari SulawesiSelatan.

2 Anak Becing : Berupa dua batang logam seperti pedayung – dari Sulawesi Selatan.

3 Angklung : Terbuat dari bambu – Dari Jawa Barat

4 Aramba : Bentuknya seperti bende - Dari Pulau Nias.

5 Arumba : Terbuat dari Bambu - Dari daerah Sunda.

6 Atowo : Sejenis genderang - Dari Papua.

7 Babun : Sejenis kendang - Dari Kalimantan Selatan.

8 Basa-basi : Sejenis terompet dari bambu yang di pasang rangkap – Dari SulawesiSelatan

9 Calung : Terbuat dari bambu - Dari daerah Sunda

10 Cungklik : Sejenis kulintang dari kayu -Dari Pulau Lombok

 11 Dog-dog : Sejenis genderang - Dari Jawa Barat.

12 Doli-doli : Berupa empat bilah kayu lunak - Dari Pulau Nias

13 Druri Dana : Berupa bambu yang dikerat seperti garpu penala - Dari Pulau Nias.

14 Faritia : Aramba kecil – Dari Pulau Nias

15 Floit : Seruling bamhu- Dari daerah Maluku

16 Foi Mere : Sejenis seruling-Dari Pulau Flores

3.3 Agama dan Budaya

Agama merupakan sebuah integritas seseorang ataupun sekelompok orang dan dianggap sebagai jalan hubungan antara manusia dengan Sang Penguasa kehidupan dan bersifat mengikat setiap individu yang mengaku beragama. Agama juga sering disebut sebagai kumpulan doktrin maupun dogma.

 

Budayawan dan juga sosiolog ternama Koentjaraningrat merumuskan "kebudayaan sebagai sistem, gagasan, tindakan maupun hasil kerja manusia dalam rangka berkehidupan yang dijadikan milik manusia dengan belajar".

Contoh budaya dalam tindakan adalah budaya bertutur sapa, budaya makan, dan sebagainya. Bukan hanya tindakan kebudayaan adalah tata cara manusia yang menghasilkan :

  1. Kebiasaan ;
  2. Kepercayaan dan keyakinan ;
  3. Sikap dan mental ;
  4. Ritual dan upacara-upacara ;
  5. Adat istiadat, tata peraturan dan hukum, dan ;
  6. Benda/barang yang membantu atau mempermudah hidup manusia.

Dilihat dari yang dihasilkan dari sebuah kebudayaan, menurut saya Agama merupakan produk budaya manusia. Tetapi hal ini bisa saja terbantahkan apabila kita meninjau kembali peradaban-peradaban manusia di kemudian, Budaya dipengaruhi oleh agama. Dengan demikian pertanyaan apakah agama merupakan produk kebudayaan manusia ? ataukah kebudayaan merupakan hasil dari agama manusia ? Agama mempengaruhi kebudayaan ? Atau sebaliknya, kebudayaanlah yang mempengaruhi agama? dapat dijawab dengan sebuah hubungan timbal balik yang  sangat erat.

Hubungan timbal balik antara agama dan kebudayaan tidak bisa terlepaskan, sebab Masyarakat yang disebut berbudaya pasti masyarakat yang mematuhi segala macam ketentuan dalam agama yang dipercayai, sebaliknya masyarakat yang beragama tentunya memiliki dan menghasilkan kebudayaan yang berdasarkan agama yang dipercayai.

Agama menjadikan manusia semakin berbudaya, dan budaya adalah hasil cipta dan karsa manusia yang memiliki keyakinan bahwa ada kekuatan besar yang mengusai manusia.

Sumber :

http://vatonilv.blogspot.com/2012/04/pengertian-kebudayaan.html

http://kamusq.blogspot.com/search/label/Matematika?max-results=8

http://www.scribd.com/doc/39734443/Ragam-Budaya-Indonesia

http://www.katanatalius.com/2012/10/agama-dan-kebudayaan.html

Tugas IBD Minggu ke-2

HTML Online Editor Sample

Nama  : Nur Ali Akbar

Tugas  : Ilmu Budaya Dasar M-1

NPM   :1A111017

Kelas   : 4 KA 33

2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
       

     Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu kehidupan. Manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri hingga turun-temurun.Budaya tercipta dari kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dan juga di atur oleh sang pencipta.
 

2.1 Manusia

-  Sifat

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Manusia memiliki ciri khas yang berbeda dari hewan. Ciri khas yang membedakanny dari hewan yaitu sifat hakekatnya manusia, secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang memiliki karakter paling unik. Letak perbedaannya antara manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya melahirkan kebudayaan. Di samping itu manusia di beri akal pikiran sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah berupa Al-Quran. Manusia bermatrabat mulia kalau mereka sebagai khalifah Allah tetap hidup berdasarkan ajaran Allah. Oleh karena itu manusia akan selau mulia dan di lebihkan dari makhluk lainnya sepanjang tetap memanfaatkan potensinya itu.

- Hakekat

Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh pendidikan bukanlah sekedar praktek melainkan praktek berlandaskan dan bertujuan. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil ( bukan gradual ) membedakan manusia dari hewan. Bentuknya ( misalnya orang utan ) bertulang belakang seprti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kakinya, melahirkan dan menyusui anaknya.

2.2 Ciri Dasar Yang Membedakan Manusia Dengan Makhluk Lain

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya, yaitu memiliki akal sehat dan pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

2.3 Kepribadian Manusia

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Ciri-ciri kepribadian:

a.       Kepribadian Yang Sehat

  • Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
  • Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  • Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
  • Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  • Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  • Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
  • Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
  • Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
  • Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
  • Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

-          Kepribadian Yang Tidak Sehat

  • Mudah marah (tersinggung)
  • Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  • Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
  • Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
  • Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  • Kebiasaan berbohong
  • Hiperaktif
  • Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  • Senang mengkritik/mencemooh orang lain
  • Sulit tidur
  • Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  • Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
  • Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
  • Pesimis dalam menghadapi kehidupan
  • Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

2.4 Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian bangsa timur adalah sikap yang dimiliki oleh suatu negara untuk menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Manusia tidak dapat berdiri sendiri dan manusia juga membutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan hidup. Rasa kebersamaan yang kuat bisa disebut juga sebagai kepribadian bangsa.

Kepribadian bangsa timur sangat berbeda dengan kepribadian bangsa barat, dari wilayahnya pun sangat berbeda, lingkungan, dan gaya hidupnya. terutama dalam kepribadian setiap bangsa seperti bangsa barat dan timur dari kepribadian,kebudayaan dan kebiasaan berbeda. Bangsa timur adalah bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah. mempunyai sifat toleransi yang tinggi dan saling tolong menolong.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang mudah dipakai dan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : komputer, handphone,  dan lain – lain.

 

Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima yaitu  :

  • Unsur-unsur yang mempelajari taraf pertama proses sosialisasi. Contohnya adalah makanan pokok masyarakat.
  • Generasi muda cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang susah menerima unsur baru.
  • Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
  • Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Sumber :

http://laelatulafifah.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-kebudayaan.html

http://opinisaya.net/hakikat-manusia-dan-sifat-hakikat-manusia.xhtml

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

http://etrisetiowati.blogspot.com/2012/03/kepribadian-bangsa-timur_21.html

Tugas IBD Minggu Ke-1

HTML Online Editor Sample
ILMU BUDAYA DASAR

Nama  : Nur Ali Akbar
Tugas  : Ilmu Budaya Dasar M-1
NPM   :1A111017
Kelas   : 4 KA 33
A.      Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu MKDU
1.1    Pengertian, Tujuan, Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Pengetajuan SosialIlmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai mata kuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan mata kuliah lain di Perguruan Tinggi.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negera sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:
a. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki intergritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan scbagai sarjana Indonesia.
b.  Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
c.   Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalah kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
d.  Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bcrmasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas-nya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
1.1.1    Pengertian IBD
Pada dasarnya, ilmu budaya dasar secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kebudayaan. Ilmu budaya dasar berasal dari kata “The Humanities” (bahasa Inggris), dalam bahasa latin, humanus berarti manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Ilmu budaya juga termasuk dalam tiga kelompok besar ilmu pengetahuan;
1. Ilmu alamiah (natural science): bertujuan untk mengetahui keteraturan-keteraturan yang ada di alam.
2. Ilmu sosial (social science): bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
3. Pengetahunan budaya (the humanities): bertujuan untuk memahami dan mencari kenyataan yang bersifat manusiawi.
Menurut E.B. Taylor (1958 : 1), menyatakan bahwa “kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain dan juga kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1980), kata “Kebudayaan” berasal dari kata sanskerta Budhayah, yaitu bentuk jamak dari dari Budhi yang berarti “Budi” atau “akal”.
Menurut R. Linton(1998 : 8,9) menyatakan bahwa “kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu”
Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja.
1.1.2    Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. (M.Habib Musthopo : 17)
Acapkali dikonstatir bahwa dalam masyarakat yang bergabung semakin cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mengalami pergeseran nilai-nilai yang mungkin sekali dapat membuatnya masabodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apasaja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung ilmu budaya dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berikut ini merupakan tujuan mempelajari IBD :
1. Menjembatani para akademis kita agar mampu berkomunikasi satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademis diharapkan dapat lebih lancar dalam hal berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini baik, komunikasi selanjutnya akan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai keahlian. Meskipun spesialisasi sangat penting, namun spesialisasi ya   ng terlalu sempit akan membuat dunia seorang sarjana menjadi terlalu sempit.
2. Memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Agar mahasiswa memiliki wawasan budaya yang luas, sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Dan timbul niat untuk melestarikan budaya-budaya Indonesia lebih dalam lagi.
Dari beberapa tujuan yang telah diterangkan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu budaya dasar berguna untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.
1.2    Ruang Lingkup IBD
Dari  kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a) Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pe­ngetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keah­lian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
b) Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :[2]
1. Manusia dan cinta kasih
a. Kasih sayang
b. Kemesraan
c. Pemujaan
2. Manusia dan Keindahan
a. Renungan
b. Kehalusan
c. kesarasian
3. Manusia dan Penderitaan
a.    rasa sakit
b.    kesyahidan
c.    siksaan
d.   kesengsaraan
e.    neraka
4. Manusia dan Keadilan
a.   kejujuran
b.   pemulihan nama baik
c.   pembalasan
5. Manusia dan Pandangan hidup
a.   cita-cita
b.   kebajikan
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
a.   kesadaran
b.   pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan
a.   keterasingan
b.   kesepian
c.   ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
a.   kepercayaan
b.   harapan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut diatas, nampak sekali bahwa orientasi ilmu budaya dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayaannya Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut diatas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the Humanities).
B.       Pentingnya Wawasan Budaya Bagi Mahasisiwa
Bangsa Indonesia yang lahir dari keanekaragaman suku, agama, budaya, bahasa, dan daerah asal yang tersebar luas dalam ribuan pulau perlu menyepakati suatu cara hidup bersama dalam kebhinekaan sebagai warga negara suatu bangsa. Salah satu cara hidup bersama itu ialah cara pandang tentang diri dan lingkungan dalam mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan nasional. Cara pandang yang dimaksud bagi bangsa Indonesia ialah Wawasan yang mengacu pada kondisi dan konstelasi geografi, sosial budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan lingkungan. Dengan demikian, konsepsi yang terkandung di dalamnya merupakan simpulan dari pengalaman masa lalu dan lingkungannya yang relevan saat ini serta valid di masa datang, sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan interaksi antar komponen bangsa dan bahkan dunia dalam hidup bersama dan berdampingan yang damai dan saling bermanfaat.
Kini semangat kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang merupakan motivasi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin memudar tidak lagi terpancar dalam perilaku kehidupan bangsa sehingga keengganan membela dan mempertahankan bangsa dari berbagai kemungkinan ancaman tidak lagi menjadi tanggug jawab bersama seluruh komponen bangsa. Ditambah lagi paham komunis yang dulunya merupakan bahaya latent yang harus tetap kita waspadai, kini masyarakat sudah kurang peka bahkan cenderung tidak memperdulikan lagi, sehingga mereka bebas mengekspresikan keberadaanya serta terbuka  untuk masuk keberbagai lini melalui partai-partai yang ada saat ini dan sungguh sangat memprihatin-kan kita.
Dibidang sosial budaya mengalami kemerosotan yang tajam, disebabkan oleh derasnya kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi elektronik yang menembus sampai ke pelosok desa tanpa ada penangkal atau batas. Hal tersebut dapat merusak akhlak dan moral masyarakat khususnya moral generasi muda. Nilai-nilai budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam Pancasila semakin ditinggalkan, kecenderungan mengadopsi budaya asing mewarnai seluruh sendi kehidupan berbangsa. Kondisi tersebut lambat laun menjadikan masyarakat kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang  memiliki budaya Adi Luhung yaitu budaya yang mempunyai nilai-nilai tinggi untuk mempersatukan bangsa yang kita kagumi ini.
Dengan mempelajari IBD diharapkan agar mahasiswa dapat memiliki wawasan yang luas, diantaranya menjadikan mahasiswa peka terhadap ligkungan budaya, agar dengan mudahnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkuannya, terutama di lingkungan profesi mereka nanti. Kemudian mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar lebih mampu berdialog satu sama lain. Ketika mereka memiliki bekal yang sama, otomatis lebih mudah dalam berkomunikasi. Jika berkomunikasi dengan baik, maka akan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang keahlian. Meski spesialisasi sangat penting, tetapi jika spesialisasi yang kita miliki terlalu sempit, akan membuat dunia seorang mahasiswa menjadi sempit. Proses moderenisasi membutuhkan orang yang berpandangan luas, maka dari itu mahasiswa atau sarjana yang seperti demikian tidak dapat dimanfaatkan secara penuh. Selain itu juga diharapkan mahasiswa dapat menanamkan keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang benar dan dapat menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Terkadang kita dihadapkan pada pilihan-pilahan yang kerap kali membingungkan kita. Kita sebagai individu harus menanamkan peran ilmu budaya dasar dihati kecil kita. Ini sangat penting untuk memudahkan kita mengabil keputusan. Dalam kehidupan bermasyarakat, jika kita memiliki dasar yang kuat tentang tata cara dan sikap kita dalam bermasyarakat, maka kita akan lebih mudah membawa diri kita kedalam masyarakat. Sedangkan ilmu budaya dasar dalam kehidupan keluarga, dapat mempengaruhi sikap kita kepada tiap anggota keluarga, bagaimana caranya agar kita tidak mengecewakan setiap anggota keluarga kita, terutama orangtua kita.
C.      Harapan dan Target dari Belajar IBD
Harapan saya dari belajar Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah menambah kepekaan diri saya terhadap lingkungan budaya, sehingga saya dapat lebih mudah menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi saya di masa depan. Dengan belajar IBD saya dapat memperluas pandangan saya tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta dapat mengembangkan daya kritis saya terhadap persoalan-persoalan yang akan saya hadapi, Selaibn itu saya berharap agar dapat terjun langsung ke masyarakat guna melestarikan budaya Indonesia yang hampir hilang di telan waktu seperti gotong royong.
Gambar 1. Gotong Royong
Budaya ini sudah sangat sulit ditemukan khususnya di kota-kota besar seperti di Jakarta, yang mayoritas penduduknya hanya mementingkan ego masing-masing, sehingga kita dapat melihat dengan jelas kesenjangan yang ada pada masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Lain halnya dengan yang tinggal di desa, dengan tetap menggunakan budaya ini mereka hidup tentram dan saling percaya, tidak ada yang saling menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat.
Untuk dapat mencapai harapan saya di atas, ada beberapa langkah yang harus saya lakukan, diantaranya yaitu :
1.        Memperdalam wawasan tentang budaya dan tingkah laku atau pola pikir tiap individu dengan terjun langsung ke masyarakat. Seperti mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekitar rumah, dll.
2.        Mempelajari serta melestarikan budaya Indonesia baik yang masih eksis maupun yang hampir hilang. Agar budaya Indonesia tetap menjadi budaya kebanggan Negeri dan tidak di klaim oleh negara lain.
Sumber :
1 E.B. Tylor. The Origin Of Culture